Tuesday, October 12, 2021

Filariasis

Pendahuluan

Filariasis merupakan penyakit kronik menular yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat yang disebabkan oleh infeksi gigitan nyamuk yang mengandung parasit yang masuk melalui pembuluh darah dan kelenjar limfe manusia.1,2 Infeksi terjadi oleh karena migrasi larva filaria ke dalam pembuluh darah dan menyebabkan sumbatan.2 Di Indonesia terdapat lebih dari 14 ribu orang menderita penyakit filariasis (elephantiasis) hingga tahun 2014.1 Menurut WHO pada tahun 2018 sekitar 51 juta orang terinfeksi.3 Tiga spesies parasit nematoda penyebab filariasis limfatik pada manusia yaitu: Wuchereria bancrofti adalah penyebab infeksi paling umum di seluruh dunia (> 90% kasus), sedangkan Brugia malayi dan Brugia timori menjadi penyebab di Asia.1,2,3

 

Gambaran Klinis

Ketika filariasis limfatik berkembang menjadi kondisi kronis, dapat menyebabkan limfedema (pembengkakan jaringan) atau kaki gajah (penebalan kulit/jaringan) dan hidrokel (pembengkakan skrotum). Keterlibatan payudara dan organ genital sering terjadi. Cacat tubuh seperti itu sering menyebabkan stigma sosial.2,3

 

Pemeriksaan Patologi Anatomik

Makroskopis

Pada pemotongan makroskopis dapat dijumpai dalam bentuk telur maupun cacing dewasa ukuran panjang betina 8-10cm, jantan 2-3cm, bentuk silindris, permukaan halus, warna putih hingga transparan.

                                                    Gambar 1. Skema rantai penularan filariasis

Mikroskopis

Dijumpai filaria dewasa dalam keadaan utuh yang dikelilingi inflamasi granulomatous dan kalsifikasi. Tampak juga dilatasi pembuluh limfe dan fibrosis serta eosinofil.2  



Gambar 2. Mikroskopis cacing dewasa betina

Penatalaksanaan

Obat-obatan: Diethylcarbamazine (DEC) merupakan monoterapi potensial. Kombinasi antara ivermectin, albendazole dan DEC membersihkan mikrofilaria hingga 96% (rekomendasi WHO sebagai tripel terapi). Tindakan bedah  sebagai opsional dan manajemen kronik dengan menjaga kebersihan kulit dengan cara mencuci dengan air dan sabun secara teratur, kompres hangat/dingin, serta pemberian krim antibiotik dan anti jamur sebagai pencegahan limfangitis.

 

Daftar Pustaka

1.Kementerian Kesehatan Indonesia, 2019. Situasi Filariasis di Indonesia. Infodatin, ISSN 2442-7659.

2.Puzyrenko A, Jorns JM. Filariasis. PathologyOutlines.com website. https://www.pathologyoutlines.com/topic/breastfilariasis.html. Accessed October 12th, 2021.

3.World Health Organization, 2021. Lymphatic filariasis. WHO.int website: https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/lymphatic-filariasis. Accessed October 12th, 2021.