Wednesday, October 16, 2019

Lepra [Kusta]

Defenisi
Lepra atau kusta dikenal juga sebagai Morbus Hansen, sesuai dengan nama sang penemu. Kusta adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi Mycobacterium leprae. Kusta dapat menyerang berbagai bagian tubuh seperti saraf dan kulit.1,2

Epidemiologi
Jumlah kasus baru lepra di dunia pada tahun 2015 diperkirakan 210.758. Regional Asia Tenggara menyumbang kasus baru lepra terbanyak (156.118). Penemuan kasus baru di Indonesia selama tahun 2006-2015 dperkirakan 17.202 kasus.3

Gambaran Klinis
Mycobacterium leprae merupakan organisme gram positif dan bersifat tahan asam.2,1 Penyakit ini menular melalui kontak langsung dengan penderita secara intens dan berulang-ulang.2 Masa inkubasi biasanya 3-5 tahun.2 Setelah 5 tahun mulai tampak gejala bercak putih di kulit, kemerahan, bagian anggota tubuh mati rasa hingga tidak berfungsi.


Gambar tangan penderita kusta.

Pemeriksaan Patologi Anatomi

Mikroskopis 

Gambar spectrum  Lepra.

Tipe histopatologis Lepra berdasarkan klasifikasi Ridley-Jopling pada panel atas. Infiltrat granulomatosa epiteloid dengan struktur masih sangat baik terlihat pada lesi polar tuberculoid (TT), semakin tidak terorganisir dalam setiap skala peningkatan  secara berturut-turut — borderline tuberculoid (BT), mid-borderline (BB), dan borderline lepromatous (BL) —sampai menjadi sepenuhnya agregat tidak teratur, histiosit berbusa, dengan hanya limfosit pada sesetempat, pada lesi polar lepromatous (LL). Pencarian lebih dari 50 lapangan pandang pada panel bawah diperlukan untuk menemukan hanya dua organisme pada saraf kulit sampel TT. Lebih  sulit lagi ditemukan pada lesi BT. (HE, 1000 ×)5

Tuberculoid leprosy: histiosit epiteloid mengelilingi saraf kulit; Sel Langerhans dapat terlihat tetapi tanpa nekrosis; dapat menyerang otot pilorum arrectores; basil biasanya jarang dijumpai. Lepromatous leprosy: makrofag (sel-sel Virchow, lepra) ditemukan terbatas di dermis, dengan sedikit / tidak ada limfosit; makrofag memanjang dengan kelompok besar basil leprosy (globi); bakteri dijumpai dalam jumlah besar di saraf kulit dan di endotelium pembuluh kecil dan besar; dapat menyerang otot pilorum arrectores; mungkin memiliki nodul subkutan (eritema nodosum leprorum). Borderline leprosy: fibrosis perineural lamelar atau pola kulit bawang; respons granulomatosa lebih terbatas, lebih banyak limfosit dan hubungan yang lebih dekat dengan saraf. Intermediate leprosy: infiltrat limfohistiositik pada dermis dalam dan superfisial; peningkatan sel mast. Histiocytoid leprosy: proliferasi sel spindle dengan pola storiform yang menyerupai fibrous histiocytoma.2

Pengobatan
Pengobatan kepada penderita kusta adalah salah satu upaya pemutusan mata rantai penularan yang dapat dilakukan melalui pengobatan Multi Drug Therapy (MDT; kombinasi Rifampisin, Clofazimin dan Dapson) dan vaksinasi BCG. Tujuan pengobatan MDT adalah: memutuskan mata rantai penularan, mencegah resistensi obat, memperpendek masa pengobatan.1

Daftar Pustaka
1.   Kementerian Kesehatan RI, 2018. Hapuskan Stigma dan Diskriminasi Terhadap Kusta. Infodatin.
2.   Hamodat M, 2019. Leprosy. Available at: http://www.pathologyoutlines.com/topic/skinnontumorleprosy.html
3.  World Health Organization, 2016. Weekly Epidemiological Record. No. 35, 2016, 91, 405-420.
4.  Wikimedia Commons, 2013. File:Leprosy deformities hands.jpg. Available at: https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Leprosy_deformities_hands.jpg 
5. Scollard DM. Pathogenesis and Pathology of Leprosy. Available at: https://internationaltextbookofleprosy.org/chapter/pathology

No comments:

Post a Comment