Pendahuluan
Filariasis
merupakan penyakit kronik menular yang masih menjadi masalah kesehatan
masyarakat yang disebabkan oleh infeksi gigitan nyamuk yang mengandung parasit
yang masuk melalui pembuluh darah dan kelenjar limfe manusia.1,2 Infeksi
terjadi oleh karena migrasi larva filaria ke dalam pembuluh darah dan
menyebabkan sumbatan.2 Di Indonesia terdapat lebih dari 14 ribu
orang menderita penyakit filariasis (elephantiasis)
hingga tahun 2014.1 Menurut WHO pada tahun 2018 sekitar 51 juta
orang terinfeksi.3 Tiga spesies parasit nematoda penyebab filariasis
limfatik pada manusia yaitu: Wuchereria bancrofti adalah penyebab infeksi paling
umum di seluruh dunia (> 90% kasus), sedangkan Brugia malayi dan Brugia
timori menjadi penyebab di Asia.1,2,3
Gambaran Klinis
Ketika
filariasis limfatik berkembang menjadi kondisi kronis, dapat menyebabkan
limfedema (pembengkakan jaringan) atau kaki gajah (penebalan kulit/jaringan) dan
hidrokel (pembengkakan skrotum). Keterlibatan payudara dan organ genital sering
terjadi. Cacat tubuh seperti itu sering menyebabkan stigma sosial.2,3
Pemeriksaan Patologi Anatomik
Makroskopis
Pada pemotongan makroskopis dapat dijumpai dalam bentuk telur maupun cacing dewasa ukuran panjang betina 8-10cm, jantan 2-3cm, bentuk silindris, permukaan halus, warna putih hingga transparan.2
Gambar 1. Skema rantai penularan filariasis
Mikroskopis
Dijumpai filaria
dewasa dalam keadaan utuh yang dikelilingi inflamasi granulomatous dan
kalsifikasi. Tampak juga dilatasi pembuluh limfe dan fibrosis serta eosinofil.2
Penatalaksanaan
Obat-obatan: Diethylcarbamazine
(DEC) merupakan monoterapi potensial. Kombinasi antara ivermectin, albendazole
dan DEC membersihkan mikrofilaria hingga 96% (rekomendasi WHO sebagai tripel
terapi). Tindakan bedah sebagai opsional
dan manajemen kronik dengan menjaga kebersihan kulit dengan cara mencuci dengan
air dan sabun secara teratur, kompres hangat/dingin, serta pemberian krim antibiotik
dan anti jamur sebagai pencegahan limfangitis.
Daftar Pustaka
1.Kementerian
Kesehatan Indonesia, 2019. Situasi Filariasis di Indonesia. Infodatin, ISSN
2442-7659.
2.Puzyrenko A,
Jorns JM. Filariasis. PathologyOutlines.com website. https://www.pathologyoutlines.com/topic/breastfilariasis.html. Accessed
October 12th, 2021.
3.World Health
Organization, 2021. Lymphatic filariasis. WHO.int website: https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/lymphatic-filariasis. Accessed
October 12th, 2021.
No comments:
Post a Comment