Defenisi
Kanker payudara adalah
tumor ganas yang berasal dari sel kelenjar,
saluran kelenjar dan jaringan penunjang payudara, tidak termasuk kulit payudara
(Departemen Kesehatan, 2009). World Health Organization (2016)
menyebutkan kanker payudara adalah kanker paling umum terjadi pada wanita baik di
negara maju dan berkembang.
Epidemiologi
Kanker payudara merupakan penyakit keganasan terbanyak kedua di dunia setelah kanker paru, dan peringkat kelima terbanyak di dunia yang
menyebabkan kematian. (Globocan, 2018)
Pada tahun
2013 diperkirakan sebanyak 347.792 orang menderita kanker di Indonesia, dengan kanker payudara dan serviks terbanyak pada wanita,
sedangkan kanker paru dan kolorektal terbanyak pada pria. Kanker di Sumatera Utara
diperkirakan sebanyak 13.391 kasus, diantaranya perkiraan kanker payudara 2.682
kasus dan kanker serviks 4.694 kasus. Jauh di bawah DI Yogyakarta, Jawa Tengah
dan Jawa Timur. (Pusdatin, 2016)
Gejala Klinis
Perubahan bentuk dan ukuran payudara,
teraba benjolan, nyeri, pengerutan kulit payudara, keluar cairan dari puting susu, penarikan
puting susu ke dalam (retraksi).
Dr Lily S
Sulistyowati Direktur Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kemenkes mengatakan faktor
yang dapat memicu kanker payudara antara lain perokok aktif dan pasif; pola makan buruk;
usia haid pertama di bawah 12 tahun, perempuan tidak menikah,
perempuan menikah tidak memiliki anak, melahirkan anak pertama pada usia 30 tahun,
tidak menyusui, menggunakan kontrasepsi hormonal dan atau mendapat terapi hormonal
dalam waktu lama, usia menopause lebih dari 55 tahun, pernah operasi tumor
jinak payudara, riwayat radiasi dan riwayat kanker dalam keluarga.
Pemeriksaan Laboratorium Patologi Anatomi
Gambar makroskopis karsinoma duktal invasif. (Rossen’s Breast Pathology, ed 3, 2009)
Makroskopis
tumor biasanya solid, berukuran sekitar 1-10 cm, permukaan irreguler, umumnya batas berbentuk stelata
(stelata boeder)
sebagian berbatas tegas, bulat dan berkapsul,
permukaan potongan berwarna putih kekuningan atau keabuan,
kadang dijumpai fokal perdarahan, nekrosis (chalky
white streaks). (Ellis IO, 2003; Rossen PP, 2009; Moinfar F, 2007)
Gambar derajat histopatologis berdasarkan bentukan tubulus,
differnsiasi baik (A-C), differensiasi sedang (D-F) differensiasi buruk (G-H). (Sumber: Rossen’s Breast Pathology, ed
3, 2009)
Gambaran histopatologis karsinoma duktal invasif sangat bervariasi,
tubulus dan kluster sel tumor
tidak dikelilingi sel-sel mioepitel dan telah menginfiltrasi stroma.
Stroma dapat mengalami perubahan edematus, miksoid, perubahan elastik,
kadang hiperselular atau desmoplastik dengan atau tanpa sebukan sel radang limfosit. Invasi ke pembuluh darah dan
neural/perineural kadang diidentifikasi. (Ellis IO, 2003; Rossen PP, 2009; Moinfar
F, 2007)
Penanganan
Pengobatan
kanker payudara tergantung kepada stadium penyakit. Terapi yang dapat diberikan sebagai berikut: pembedahan, radioterapi/kemoterapi, terapi hormonal.
Pencegahan
Kanker payudara dapat dicegah dengan perilaku hidup sehat,
rutin melakukan Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) yang
dilakukan oleh setiap perempuan dan Pemeriksaan Payudara Klinis (SADANIS)
oleh tenaga kesehatan terlatih. Kementerian Kesehatan RI
menghimbau setiap perempuan untuk melakukan SADARI dan SADANIS
secara berkala dengan tujuan menemukan benjolan dan tanda-tanda abnormal
pada payudara sedini mungkin agar dapat dilakukan tindakan secepatnya. SADARI dan
SADANIS dapat dilakukan setiap bulan pada hari ke 7 hingga ke 10
terhitung dari hari pertama haid, atau pada tanggal yang sama setiap bulan bagi perempuan
yang sudah menopause. Dengan melakukan SADARI dan SADANIS secara berkala,
kanker payudara dapat ditemukan pada stadium
dini dan meningkatkan angka harapan hidup pada penderitanya. Kementerian Kesehatan RI
terus menerus mengedukasi masyarakat Indonesia
untuk menghindari penyakit kanker dengan menjalankan pola hidup CERDIK
(Cek kesehatan berkala; Enyahkan asap rokok; Rajin aktivitas fisik; Diet seimbang;
Istirahat cukup; Kelola stres).
No comments:
Post a Comment